Medan, Bersama News Tv
Warga penerima BST berdesakan.
Penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kemensos untuk masyarakat di Kec. Medan Sunggal, Kotamadya Medan, Sumatera Utara, Kamis (11/06/2020) menyisakan cerita mengerikan.
Para penerima BST tak peduli Covid-19. Tidak ada jaga jarak. Mereka berdesakan. Protokoler kesehatan tidak dijalankan. Parahnya lagi, ada nama penerima yang double dengan alamat yang sama pula. Bahh..!! Kek mananya ini pak walii..!! Pantesan Medan terbanyak pasien Covid-19..!!
Penyaluran dana BST yang berlangsung di Jambur Haleluya, Jalan Bunga Rampe Raya, Kota Medan itu, selaku pelaksana adalah PT Pos Indonesia Cabang Medan. Setiap penerima bantuan mendapatkan uang tunai Rp 600.000.
Foto-foto: Sastrawan Sembiring
Celakanya, berdasarkan pantauan kru media ini, saat penyaluran berlangsung tidak ada satu orang pun petugas kepolisian terlihat di lokasi.
Selain itu, pemerintah yang selama ini menggaungkan protokoler kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak dan rajin cuci tangan pakai sabun, tak dipedulikan penerima dana BST.
Boro-boro menjaga jarak, para penerima bantuan dana BST itu malah berdesakan. Tak ada kesan takut terhadap Covid-19. Seolah mereka kebal dari virus mematikan tersebut. Ini terlihat dari sebagian warga yang tak memakai masker dan menjaga jarak.
Sementara itu, Koordinator Pembagian BST dari PT Pos Indonesia Cabang Medan, Benediktus Sebastian Hutauruk, menyatakan, pihaknya sudah menghimbau warga agar menjalankan protokoler kesehatan.
Namun, Hutauruk mengaku pihaknya kewalahan melayani warga yang datang berduyun-duyun. Sementara bantuan petugas keamanan minim.
Menurut Hutauruk, dalam penyaluran dana BST itu, pihaknya akan tetap membayarkan kepada penerima sesuai nama dan NIK yang telah diinput kementerian sosial dalam kartu undangan
“Soal data ganda itu terduga terjadi kesalahan di Kemensos. Kalau PT Pos Indonesia sifatnya hanya menyalurkan sesuai data yang diberikan Kemensos, yakni sebanyak 1.540 orang untuk tahap satu dan dua,” ujar Hutauruk. (*)
Reporter : Sastrawan Sembiring
Editor : Mulianta Ginting