SAdAP : Berita Hoaks Dapat Memecah Belah Bangsa, Ayo Kita Lawan !
TRANS KOTA, Jakarta-Situasi Politik di Indonesia kian hari kian memanas, hal ini disebabkan karena mulai bermunculan relawan-relawan, tim sukses Calon Presiden. Tidak hanya relawan akan tetapi partai politik sudah mulai sibuk melakukan sosialisasi dan turun menyapa warga.
Berbagai persoalan yang muncul kemudian membuat situasi politik memanas, banyak berita hoaks yang berseliweran di dunia maya dan diproduksi secara terus-menerus untuk menyerang lawan politik.
Terkait kondisi tersebut, Syarifuddin Daeng Punna tokoh Masyarakat Sulsel di Jakarta ikut berkomentar. Pria yang akrab disapa SAdAP ini mengajak pihak-pihak yang ikut terlibat dalam suksesi pemilu 2024 agar dapat menghimbau kepada semua relawan dan tim suksesnya agar saling menghargai, saling menjaga perasaan agar terhindar dari konflik yang dapat memecah belah bangsa.
Saya juga berharap, khususnya adik-adik mahasiswa jangan mudah tergiring oleh opini dan pemberitaan hoaks. Karena mahasiswa merupakan kaum terpelahar, aset bangsa ini yang berperan sebagai agen of change tambahnya.
Olehnya itu saya menghimbau tidak hanya kepada adik-adik mahasiswa akan tetapi untukbsemua pihak agar tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu negatif yang menjamur di berbagai media, khususnya di sosial media, terutama di grup-grup Whats App karena tidak semua yang ada digrup itu sejalan pemikirannya sehingga hal itu dapat menyebabkan terjadinya perpecahan dan permusuhan.
Mengutip pesan ustad das’ad salah satu DAl mudah potensial beliau menyampaikan bahwa tidak ada keuntungan yang kita dapatkan ketika kita berkonflik dan terpecah belah hanya persoalan pileg dan pilpres, mari kita jadikan pesta demokrasi ini menjadi ajang untuk bersenang-senang dan tetap hidup rukun dan damai karena damai itu indah.
Selain itu saya berharap peran media dapat menciptakan suasana politik yang harmonis tanpa adanya isu negatif atau hoaks yang dikembangkan dengan tujuan membentuk opini masyarakat pungkasnya.
Saya menyarankan agar media yang belum terdaftar di dewan pers agar segera melakukan verifikasi di dewan pers sehingga secara legalitas diakui dan dilindungi oleh Undang-undang pers tutup ketua dewan pembina di beberapa ormas dan LSM ini.
Editor : Abd Samad/Andi Eka/Andi A Effendy