Deli Serdang, Bersama News Tv
Gegara seorang cewek pelayan cafe tuak, tujuh orang pria terancam 20 tahun bui. Inilah sepenggal kisah cewek cafe pembawa petaka..!!
Suara keras dentuman musik dengan lampu kelap kelip, langsung menyambut kehadiran pengunjung di sebuah Cafe Tuak di Gang Wakaf, Desa Sidodadi, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Cafe Tuak Pariban. Demikian nama tempat hiburan malam made in desa tersebut.
Lenggak lenggok manja wanita pelayan cafe berpakaian seksi pun turut menghiasi suasana malam. Tak jarang terdengar tawa dan cekikikan diiringi gerakan manja, dari wanita-wanita yang nekat bergadang demi “memburu rupiah” itu.
Pesona yang ditebar wanita-wanita ini pun, tak jarang membuat kaum adam banyak yang terpukau lalu “klepek-klepek” dan jatuh ke pelukannya.
Bahkan, sangkin melekatnya, tak sedikit kaum adam yang sampai lupa daratan. Lupa kepada anak istri yang dengan setia menunggu kehadirannya di rumah.
Memang harus diakui. Pesona para wanita-wanita pekerja cafe, mampu menghipnotis kaum lelaki. Sangkin magisnya pesona mereka, tak sedikit sesama kaum adam yang sampai nekat berkelahi bertarung nyawa, karena merasa cemburu melihat sang pujaan hati bersama lelaki lain.
Petaka pelayan cafe ini pun terjadi, Jumat malam (05/06/2020) lalu. Markus Surbakti meregang nyawa di halaman Cafe Pariban. Pria beristeri ini tewas mengenaskan dibantai 7 orang pelaku. Ketujuh pelaku itu pun sudah mendekam di sel tahanan. Mereka terancam masing-masing 20 tahun penjara.
Perkelahian tak seimbang itu diawali aksi Markus Flantanius Surbakti (40) warga Dusun IV Mbacang, Desa Ajibaho, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Markus cemburu melihat seorang pelayan Cafe Pariban tak lain sang pujaan hatinya, duduk berdekatan menemani beberapa pria minum tuak.
Pria yang sudah memiliki anak ini cemburu. Darahnya “mendidih” menyaksikan pemandangan yang menyakitkan hati itu.
Sembari menahan emosi, Markus pun menarik tangan sang pujaan hatinya dan membawanya keluar Cafe Pariban. Di halaman cafe keduanya terlibat cekcok mulut.
Sejurus kemudian Markus angkat kaki dari cafe tersebut. Rupanya Markus kembali lagi. Tapi, kali ini, Markus datang sambil menenteng sebilah senjata tajam.
Dibalut emosi yang memuncak, Markus menyerang sekumpulan pria yang ditemani sang pujaan hatinya minum tuak. Akibatnya, tersangka Alfian Barus mengalami luka robek di bagian kepala depan dan tersangka Samuel Purba mengalami luka pada tangan kiri hingga jempol putus.
Aksi nekat Markus membuat teman-teman Alfian Barus dan Samuel Purba, balik menyerang menggunakan kayu broti. Markus pun dibantai beramai-ramai hingga tewas dengan kondisi kepala luka robek.
Ke tujuh pelaku yakni Peringeten Barus, Pranta Tarigan, Alfian Barus, Samuel Purba, keempatnya warga Desa Batu Gemuk, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang.
Kemudian Leo Fernando Karo-karo, Andi Setiawan Ginting alias Penjahat, keduanya warga Desa Timbang Lawan Kecamatan Namorambe dan tersangka, Edi Inganta alias Gondrong warga Dusun II Desa Salang Tungir, Kecamatan Namorambe.
“Para pelaku dijerat pasal berlapis yakni Pasal 338 KUHP, Pasal 351 dan Pasal 170 dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara,” beber Kapolresta Deli Serdang, Kombes Pol Yemi Mandagi, SIK, melalui Paur Humas, Ipda Ricardo Bancin, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, kemarin.
Menurut Bancin, kepolisian sudah melimpahkan berkasnya ke kejaksaan. “Kita sedang menunggu arahan pihak kejaksaan untuk melakukan rekonstruksi,” ujar Bancin.
Pun para pelaku dijerat pasal berlapis, tak lantas membuat puas Emi Sayani Beru Tarigan isteri Markus Surbakti. Didampingi anaknya saat diwawancarai wartawan, Emi tidak terima suaminya dibunuh para pelaku dengan kejam.
“Saya berharap para pelaku dijatuhi hukuman mati atau seumur hidup. Terutama otak pelakunya,” kata Emi terlihat emosional.
Seiring ucapannya itu, buliran air mata pun mengalir deras dari kedua pelupuk matanya. Wanita tegar ini pun buru-buru memalingkan wajahnya sambil tangannya membelai kepala sang buah hati. Mungkin dia tidak ingin anaknya melihatnya menangis. (STP)
